GANGGUAN IRAMA JANTUNG
RUANG 305
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GANGUAN IRAMA JANTUNG”, tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah ini juga merupakan
penugasan dari mata kuliah kardiovaskuler. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan
lain yang membantu pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis masih
tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan
kekurangan di dalam penulisan makalah ini.
Depok,25
September 2012
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Masalah
kesehatan yang berpengaruh terhadap system kardiovaskuler yang menuntut asuhan
keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia. System
kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan
darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan
pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh.
Bila
salah satu organ tersebut mengalami ganguanterutama jantung maka akan
mengganggu semua system tubuh. Aritmia merupakan salah satu ganguan dari system
kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jangtung. Aritmia
disebabkan karena terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan konduksi.hal
ini termasuk tergangunya system syaraf. Perubahan ditandai dengan denyut atau
irama yang merupakan retensi dalam pengobatan.
2.
TUJUAN
Tujuan
umum:
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam
mempelajari tentang aritmia dan asuhan keperawatan aritmia
Tujuan
khusus:
1. Mengetahui
pengertian dari aritmia
2. Menngetahui
penyebab dari aritmia
3. Mengetahui
tanda dan gejala dari aritmia
4. Mengetahui
klasifikasi dari aritmia dan
5. Mempelajari
asuhan keperawatan
3.
RUMUSAN
MASALAH
1) Apa
pengertian aritmia?
2) Apa
saja penyebab aritmia?
3) Apa
saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien aritmia?
4) Bagaimana
proses perjalanan aritmia?
5) Dan
bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien aritmia?
BAB
II
GANGGUAN IRAMA JANTUNG
A. PENGERTIAN
Aritmia
adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekwensi atau irama.
Aritmia adalah gangguan system hantar jantung dan bukan struktur jantung.
Aritmia dapat didefenisikan atau diidentifikasi dengan menganalisa gelombang
EKG. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal implus dan mekanisme
hantar yang terlibat.
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges,
1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan
bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung
tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
Misalnya,
aritmia yang berasal dari nodus sinus ( nodus SA ) dan frekwensinya lambat
dinamakan sinus bradikardi, jika aritmia berasal dari atrium dinamakan
takikardi, jika berasal dari nodus AV atau sambungan dinamakan fluter dan
fibrilasi dan jika berasal dari ventrikel dinamakan denyut premature.
B.
ETIOLOGI
Penyebab
yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard (iskemi dan
infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan
metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari
ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal melainkan jaringan
otot ventrikel. Hal ini menimbulkan gambaran kompleks QRS yang lebar (< 0,12
detik)
Penyebab
dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi beberapa faktor aritmogenik
berikut ini dapat menjadi perhatian :
1. Hipoksia
: miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
2. Iskemia
: infark miokard dan angina menjadi pencetus
3. Stimulasi
simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun (hypertiroid, gagal
jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan aritmia.
4. Obat–obatan
: efek dari pemberian obat–obatan digitalis atau bahkan obat-obatan anti arimia itu sendiri
5. Gangguan
elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
6. Bradikardi
: frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi aritmia
7. Regangan
(stretch) : hipertrofi ventrikel
Dua
jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah :
a. Ketidakstabilan
elektris atau aritmia
b. Disfungsi
mekanik atau kegagalan pompa jantung
C.
PATOFISIOLOGI
Seperti
yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi
terjadinya infark turut
mempengaruhi proses terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika terjadi infark di
anterior, maka stenosis biasanya barada di right coronary artery yang juga
berperan dalam memperdarahi SA node sehingga impuls alami jantung mengalami
gangguan.
Akibat dari kematian
sel otot jantung ini, dapat menimbulkan gangguan
pada depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempengaruhi irama
jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta
penimbunan asam laktat , maka jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat
menyebabkan hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya
aritmia. Penurunan kontraktilitas myokard akibat kematian sel juga dapat
menstimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang system saraf simpatis, akibatnya akan terjadi
peningkatan frekuensi jantung, peningkatan
kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi. Selain
itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi penyebab munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT
maupun VF.
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda
dan gejalan yang timbul pada pasien aritmia :
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin
tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin
menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
dengan obat antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru)
atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema,
edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
Tanda
– tanda aritmia ventrikel :
1. Gambaran
klinis
Pasien dengan aritmia,
gejala awal yang sering ditemukan adalah :
a) Palpitasi
yaitu orang tersebut merasakan denyut jantungnya sendiri bertambah cepat atau
melambat.
b) Tanda
– tanda penurunan curah jantung seperti
·
Pasien mengeluh pusing yang disertai sinkop (
pingsan )
·
Pulsasi lemah, hemodinamik menurun, akral
dingin
c) Pasien
kejang dan kesadaran menurun
2. Gambaran
electrocardiogram
Ventrikel ekstrasistol
karena denyur berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang
normal. QRS tidak hanya premature tetapi melebar dengan gelombang T yang
berlawananan didefleksinya dengan kompleks QRS. VES digambarkan melalui pola
dan frekuensi timbulnya bisa jarang, kadang – kadang atau sering.
E. KLASIFIKASI ARITMIA
Aritmia
terbagi menjadi dua :
1.
Gangguan
Pembentukan Impuls
1)
Aritmia
Nodus Sinus
a)
Sinus Bradikardi
Sinus Bradikardi adalah irama sinus yang lambat denan kecepatan kurang
dari 60 denyut/menit. Hal ini sering terjadi pada olahragawan dan seringkali
menunjukkan jantung yang terlatih baik. Bradikardia sinus dapat juga disebabkan
karena miksedema, hipotermia, vagotoni, dan tekanan intrakarnial yang meninggi.
Umumya bradikardia tidak perlu di obati klau tidak menimbulkan keluhan pada
pasien. Tetapi bila bradikardi > 40/menit dan menyebabkan keluhan pada
pasien maka sebaikkan di obati dengan pemberian sulfas atrofin yang dapat
diiberikan pada intra vena. Sampai bradikardia dapat diatasi.
b)
Sinus Takikardi
Ialah
irama sinus yang lebih cepat dari 100/menit. Biasanya tidak melebihi 170/menit.
Keadaan ini biasanya terjadi akibat kelainan ekstrakardial seperti infeksi,
febris, hipovolemia, gangguan gastrointestinal, anemia, penyakit paru
obstruktif kronik, hipertiroidisme. Dapat terjadi pada gagal jantung.
c)
Seinus Aritmia
Ialah
kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat pada watu
inspirasi dan menjadi lambat pada waktu ekspirasi.
d)
Henti
sinus (sinus arrest)
Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul
SA akan aktif kembali
2) Aritmia Atrium
a) Kontraksi prematur atrium (Ekstrasistole Atrial)
Secara klinis
ekstrasistol nodal hampir tidak dapat dibedakan dengan ekstrasistol ventrikular
ataupun ekstrasistol atrial. Pada gambaran EKG ialah adanya irama jantung yag
terdiri atas gelombang T yang berasal dari AV node di ikuti kompleks QRS,
biasanya dengan kecepatan 50-60/menit. Pada trakikardia idionodal (AV
junctional tachycardia atau nodal tachycardia) terdapat dua macam, yaitu :
idiojunctional tachycardia dengan kecepatan denyut ventrikel 100-140/menit, dan
axtrasistolik AV junctional tachycardia dengan denyut ventrikel 140-200/ menit.
b) Paroksimal
Takikardi Atriuum
Disebut juga takikardia
supra vebtrikular. Merupakan sebuah takikardia yang berasal dari atrium atau AV
node. Biasanya disebabkan karena adanya re-entry baik di atrium, AV node atau
sinus node. Pasien yang mendapatka serangan ini merasa jantungnya berdebar
cepat sekali, gelisah, keringat dingin, dan akan merasa lemah. Kadang timbul
sesak nafas dan hipotensi. Pada pemeriksaan EKG akan terlihat gambaran seperti
ekstrasistol atrial yag berturut-turut > 6.
Terdapat sederetan denyut atrial yg timbul cepat
berturut- turut dan teratur.
Gelombang P sering tdk terlihat
Rate : 140 – 250x/mnt
c) Flutter atrium
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan
teratur
Rate : 250 – 350x/mnt
d) Fibrilasi atrium
Pada fase ini di EKG
akan tampak gelombang fibrilasi (fibrillation wave) yag berupa gelombang yang
sangat tidak teratur dan sangat cepat dengan frekuensi 300/ menit. Pada
pemeriksaan klinis akan ditemukan irama jantung yang tidak teratur dengan bunyi
jantung yang intensitasnya juga tidak sama.
3)
Aritmia
Ventrikel
a)
Kontraksi
prematur ventrikel
Terjadi akibat peningkatan
otomatisa sel ataupun ventrikel PVC bias di sebabkan oleh toksisitas digitalis,
hipoksia, hipokalemia, demam, asedosis atau peningktan sirkulkalasi
katekolamin. Pada kontraksi premature ventrikel mempunyai karakter sebagai
berikut
Frekuensi:60-100 x/menit
Gelombang p: tidak akan
muncul karena impuls berasal dari ventrikel
Gelombang QRS: biasanya
lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10 detik
Hantaran: terkadang
retrograde melalui jaringan penyambung atrium
Irama ireguler bila terjadi
denyut premature
b)
Bigemini
ventrikel
Biasanya terjadi disebabka
oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri koroner, miokard,infark, akut dan
chf. Istilah bigemini mengacu pada kondisi dimana setiap denyut jantung adalah premature.
Karakter:
frekuensi: dapat terjadi
pada frekuensi jantung berapapun, tetapi biasanya kuranga dari 90x/menit.
Gelombang p: dapat
tersembunyi dalam kompleks QRS
Kompleks QRS: qrs lebar dan
aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
Hantaran: denyut sinus
dihantarkan dari nodus sinus secara normal namun PVC yang ulai berselang-seling
pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran retrograde ke jaringan penyambung
dan atrium
Irama: ireguler
c)
Takikardi
ventrikel
Ialah
ekstrasistole ventrikel yang timbul berturut-turut 4 atau lebih. Ekstrasistole
ventrikel dapat berkembang menjadi fibrilasi ventrikel dan menyebabkan cardiac
arrest. Penyebab takikardia ventrikel ialah penyakit jantung koroner, infark
miokard akut, gagal jantung. Diagnosis ditegakkan apabila takikardia dengan
kecepatan antara 150-250/menit, teratur, tapi sering juga sedikit tidak
teratur. Pada gambaran EKG kompleks QRS yang lebar dari 0,12 detik dan tidak
ada hubungan dengan gelombang P.
d)
Fibrilasi
ventrikel
Ialah
irama ventrikel yang khas dan sama sekali tidak teratur. Hal ini menyebabkan
ventrikel tidak dapat berkontraksi dengan cukup sehingga curah jantung menurun
atau tidak ada, tekanan darah dan nadi tidak terukur, penderita tidak sadar dan
bila tidak segera ditolong akan menyebabkan mati. Biasanya disebabkan oleh
penyakit jantung kooner, terutama infark miokard akut. Pengobatan harus
dilakukan secepatnya, yaitu dengan directed current countershock dengan dosis
400 watt second.
2.
Gangguan
Penghantaran Impuls
1)
Blok :
a.
Blok
SA,
Impuls yg dibentuk
SA node diblok pada batas simpul SA dengan jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk terjadi
aktivitas baik di atrium maupun ventricel
b.
Blok
AV,
Blok
AV terjadi jika hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA sampai
berkaskis
c.
Blok
intraventrikular/B.B.B
Menunjukkan adanya gangguan konduksi di cabang kanan atau
kiri sistem konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kiri.
Diagnosis ditegakkan atas dasar pemeriksaan EKG dengan adanya kopleks QRS yang
memanjang lebih dari 0,11 detik dan perubahan bentuk kompleks QRS serta adanya
perubahan axis QRS. Bila cabang kiri terganggu di sebut left bundle branch blok
mempunyai gamaran EKG berupa bentuk rsR atau R yang lebar I, aVL, V5, V6.
2) Hantaran yang dipercepat :
a)
Syndrome
Wolf Parkinson White
Ditandai dengan adanya depolarisasi ventrikel yang
premature termasuk golongan ini. Syndrom Wolff Pakison white (WPW), gambaran
EKG menunjukkan gambaran gelombang P normal, interval PR memendek (0,11 detik
atau kurang), kompleks QRS melebar karena adanya gelombang delta. Perubahan
gelombang T yang sekunder. Dan syndrom lown ganong levine (LGL), pada gelombang EKG
memperlihatkan adanya gelombang P normal, interval PR memendek (0,11
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b) Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek
obat antidisritmia.
c) Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
d) Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard
yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan
pompa.
e) Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
f) Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
g) Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat
jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
h) Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i) Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
j) GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
DATA SUBJEKTIF
|
DATA OBJEKTIF
|
Gambaran EKG : Ventrikel Ekstra Systole & Ventrikel
Takikarda
Irama
: sinus rhytm
Pemeriksaan
Laboratorium :
-
Kalium : 1,8 mmol/L
|
Data yang perlu
dikaji :
- Data Subjektif
o Kemungkinan pasien mengeluh nafas nya pendek dan batuk
o Kemungkinan timbul keluhan pusing dan sakit kepala
o Kemungkinan timbul keluhan lemah dan lelah
o Kemungkinan pasien merasakan denyut jantung nya bertambah
cepat
o Kemungkinan timbul keluhan nyeri dada ringan – berat
o Kemungkinan pasien mengeluhkan berkeringat
o Kemungkinan pasien mengeluh cemas dan takut akan kematian
- Data Objektif
o Pada Pemeriksaan Fisik kemungkinan ditemukan :
§ Nadi : 150-210 x / menit dan irama : regular atau
ireguler
§ RR : > 20 x / menit
§ Bunyi napas tambahan (krekels, ronki, mengi)
§ Perubahan tekanan darah : hipertensi atau hipotensi
o Kemungkinan ditemukan kapilary
refill > 3 detik
o Kemungkinan ditemukan kulit pucat dan sianosis
o Kemungkinan ditemukan
tingkat penurunan tingkat kesadaran
o Kemungkinan ditemukan akral dingin
o Pemeriksaan rontgen thorax, kemungkinan ditemukan
pembesaran jantung
2.
Diagnosa Keperawatan
DATA FOKUS
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
DS :
Data
kasus :
Data
dari hasil pengkajian :
-
Pasien merasakan
denyut jantung nya bertambah cepat
-
Pasien mengeluh lemah dan lelah
DO :
Data
Kasus :
-
Gambaran EKG aritmia
-
Kalium : 1,8 mmol/L
Data dari hasil pengkajian :
-
Nadi : 150-210 x /
menit dan irama : regular atau ireguler
-
RR : > 20 x / menit
-
Bunyi napas
tambahan (krekels, ronki,
mengi)
|
Penurunan curah jantung
|
penurunan
kontraktilitas myokard
|
DS :
Data
kasus :
-
DO :
Data
kasus :
-
Gambaran EKG aritmia
-
Kalium : 1,8 mmol/L
Data dari hasil pengkajian :
-
Akral dingin
-
Kulit pucat dan
sianosis
-
Kapilary refill > 3 detik
|
Gangguan
perfusi jaringan
|
Tidak
efektifnya
daya
pompa jantung
|
DS :
Data
Kasus :
Data
dari hasil pengkajian :
-
Pasien mengeluh
cemas dan takut akan kematian
DO :
Data
kasus :
Data
dari hasil pengkajian :
-
Nadi : 150-210 x /
menit dan irama : regular atau ireguler
-
Kulit pucat dan
sianosis
|
Ansietas
|
Takut ancaman kematian
|
3.
Intervensi
Dx
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI KEPERAWATAN
|
1
|
Dx
:
Penurunan
curah jantung b.d penurunan kontraktilitas miokard
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan :
-
Tanda-tanda vital :
Nadi : 80 – 100x/menit
RR : 16 – 24 x/ menit
TD :120/80 x/menit
-
Gambaran EKG normal
-
Kalium : 3,5 - 5
mmol/L
|
MANDIRI
-
Ukur tanda-tanda vital TD, Nadi, RR tiap jam atau sesuai indikasi.
Rasional : dapat memonitor setiap perubahan hemodinamik secara cepat.
-
Palpasi nadi dan kaji kelainan yang timbul
Rasional : mengetahui kelainan pulsasi dan kelainan irama yang timbul
-
Auskultasi bunyi jantung, dan kaji irama jantung
Rasional : mengetahui kelainan bunyi jantung
-
Beri oksigen sesuai kebutuhan dan kolaborasi
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan oksigen
KOLABORASI
-
Pantau pemeriksaan laboratorium (elektrolit)
Rasional : untuk memantau elektrolit
-
Kolaborasi untuk pemberian obat antiaritmia
Rasional : untuk menghentikan aritmia
-
Tindakan bedah sesuai indikasi
Rasional : untuk memperbaiki aliran darah koroner
|
2
|
Dx
:
Gangguan
perfusi jaringan b.d tidak efektifnya daya pompa jantung.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan :
-
Pemeriksaan fisik :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100x menit
RR : 16 – 20 x / menit
-
Pasien sudah tidak mengeluh sesak
-
Sesak napas : (-)
-
Gambaran EKG normal
-
Kalium : 3,5 - 5
mmol/L
|
MANDIRI
-
Monitor perubahan EKG
Rasional : mengetahui perubahan irama jantung secara continue
-
Monitor tanda-tanda vital
Rasional : untuk memonitor gangguan hemodinamik dan pernapasan secara
cepat
-
Kaji bunyi jantung S3 dan S4
Rasional : untuk mengatahui timbulnya bunyi jantung yang abnormal
-
Berikan posisi semifowler
Rasional : untuk mengurangi penekanan diafragma dan melancarkan jalan
napas
-
Batasi penunjung
-
Rasional : untuk mengurangi beban jantung
KOLBORASI
-
Pemeberian obat antiaritmia dan pemeberian diet
-
Rasional : untuk menghentikan aritmia dan mengatur
kebutuhan kalori.
|
3
|
Dx
:
Ansietas
b.d takut ancaman kematian.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan :
-
Pasien sudah idak mengeluh cemas dan ketakutan
-
Pucat : (-)
-
Akral dingin : (-)
-
Nadi : 60 – 100 x/ menit
|
MANDIRI
-
Kaji rasa takut klien
Rasional : untuk mengathui penyebab kecemasan/ketakutan
-
Kaji koping pasien dan mengidentifikasi dan mengatasi
masalah
Rasional : untuk mengatahui apakah pasien menggunakan koping positif
dalam mengatasi masalah
-
Bantu pasien dalam mengungapkan kecemasan
Rasional : untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien
-
Beri informasi tentang produce tindakan, pegobatan dan
lain-lain yang mencemaskan pasien
Rasional : untuk mengetahui kecemasan pasien dengan mengathui prosedur
pengobatan dll
|
BAB III
PENUTUP
System
kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan
darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan
pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh. Bila salah
satu organ tersebut mengalami ganguanterutama jantung maka akan mengganggu
semua system tubuh.
Aritmia
adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekwensi atau irama.
Aritmia adalah gangguan system hantar jantung dan bukan struktur jantung.
Aritmia dapat didefenisikan atau diidentifikasi dengan menganalisa gelombang
EKG. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal implus dan mekanisme
hantar yang terlibat.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges, M.E. 2000. Rencana Asuhan keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta. EGC
Feriyawati, L. 2005. CABG dengan Menggunakan Vena Saphenous, Arteri Mammaria Interna dan Arteri Radialis. FK USU, diperoleh dari library.usu.ac.id/ download/ fk/ 06001193.pdf tanggal, 12 Pebruari 2010
Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta. Salemba Medika.
Sethares, K. 2008. Care of Patient Undergoing Cardiac Surgery dalam Moser & Riegel, Cardiac Nursing; A Companion to Braunwald’s Heart Disease. Philadelphia. Saunders, an imprint Elsevier inc.
Smeltzer, SC & Bare, BG. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta. EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar